EKONOMI MAKRO - PENDAHULUAN
- FOKUS PEMBAHASAN ILMU EKONOMI MAKRO
1. Masalah Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga yang bersifat umum dan terus-menerus. Kenaikan harga baru dikatan inflasi jika terjadi secara umum dan bersifat terus-menerus. Naiknya harga beras tidak akan memicu inflasi jika harga komoditas-komoditas lain tidak naik, dan atau jika kenaikan harga beras tidak terjadi terus-menerus. Dari sisi teori ekonomi, gejala inflasi menunjukkan terjadinya kelebihan permintaan ditingkat makro. Inflasi menjadi fokus utama analisis makroekonomi dikarenakan gejala inflasi menunjukkan inefisiensi perekonomian secara keseluruhan. Jika tidak cepat diatasi, inflasi akan menekan kemampuan perekonomian dalam berproduksi karena melemahnya permintaan, terutama permintaan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
2. Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi yang bertumbuh adalah ekonomi yang titik keseimbangan antara permintaan agregat (jumlah permintaan total terhadap barang dan jasa dalam suatu perekonomian selama periode tertentu) dan penawaran agregatnya makin baik dibanding periode sebelumnya.
3. Masalah Pengangguran
Penganggur adalah angkatan kerja (orang yang mencari kerja) tetapi tidak mandapat pekerjaan. Tingkat pengangguran selama satu periode tertentu biasanya dinyatakan dalam nilai persen dari angkat kerja. Secara teoritis angka pengangguran yang masih ditolerir adalah sekitar 4-5% per tahun. Apabila angka pengangguran lebih dari 5% akan membawa dampak politis yang besar berupa hilangnya kepercayaan kepada pemerintah dan krisi ekonomi.
4. Iteraksi dengan Perekonomian Dunia
Dewasa ini tidak ada satu pun negara yang dapat berdiri sendiri dalam upaya lebih menyejahterakan rakyatnya. Karena itulah kerjasama ekonomi internasional, terutama perdagangan antar negara, harus dilakukan. Secara ekonomis, keuntungan atau kerugian sebagai dampak kerja sama internasional terdeteksi melalui analisis neraca pembayaran dan atau nilai tukar mata uang.
5. Siklus Ekonomi
Dalam kenyataannya, output agregat tidak tumbuh mengkuti pola garis lurus, melainkan mengalami naik turun secra teratur. Gerakan naik turun output agregat ini disebut siklus perekonomian atau siklus bisnis (bussines cycle). Pola naik turun yang teratur ini mempunyai berbagai tingkat tenggang waktu; ada yang berjangka pendek (3-11 tahun) jangka panjang (30-70 tahun) atau jangka sangat panjang (200 tahun). Tenggang waktu siklus ekonomi sangat tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk siklus jangka pendek, biasaya lebih disebabkan oleh perubahan musim. Jangka panjang lebih disebabkan oleh perubahan teknologi. Sedangkan jangka sangan panjang, biasanya disebabkan oleh perubahan tatanan sosial politik dan kebudayaan.
- PERANAN PEMERINTAH
Berbeda dengan mikroekonomi, dalam makroekonomi pembahasan peranan pemerintah dalam perekonomian mempunyai porsi yang relatif besar. Kajian terhadap seberapa besar peranan pemerintah dimanifestasikan dalam pembahasan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter adalah kebijakan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik (diinginkan) dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Kebijakan fiskal adalah kebijakan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi lebih baik (diinginkan) dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Dalam konteks perekonomian global, kajian tentang peranan pemerintah dimanifestasikan dalam analisis kebijakan ekonomi internasional. Di dalam analisis tersebut tercakup juga kebijakan moneter dan fiskal dalam perekonomian yang terbuka yaitu perekonomian yang melakukan transaksi ekonomi dengan perekonomian lain (dunia).
- ALIRAN-ALIRAN PEMIKIRAN DALAM TEORI MAKROEKONOMI
Terori makroekonomi lahir dari kritik Keynes terhadap Teori Ekonomi Klasik. Sebaliknya, kritik Keynes mendapat tanggapan dari Kaum Klasi sehingga melahirkan aliran pemikiran yang dikenal sebagai Moneteris. Begitu seterusnya sialng perdebatan antara kaum penerus ajaran Klasik dengan para penerus ajaran Keynes (Keynesian). Kendati teori-teori makroekonomi begitu banyak jumlahnya, namun semuanya berakar pada dua aliran pemikiran, yaitu Klasik dan Keynes (Keynesian). Perbedaan dari kedua aliran ini sebenarnya hanya pada perbedaan pandangan mereka tentang pasar dan fungsi uang.
1. Aliran Klasik
Menurut Keynes, Teori Ekonomi Klasik merupakan akumulasi pengetahuan dari sejak Adam Smith sampai A.C Pigou (1877-1959)
a. Pandangan Aliran Klasik Tentang Pasar
Menurut aliran klasik, keseimbangan perekonomian berpondasikan pada keseimbangan individu (Konsumen dan Produsen). Para individu mencapai keseimbangan bila seluruh sumber dayanya habis digunakan/dikonsumsi dalam rangka mencapai target maksimal atau target yang ditetapkan tercapai dengan biaya minimal. Pasar merupakan alat alokasi seumber daya efisien selama struktur pasar adalah persaingan sempurna, informasi sempurna dan simetris, tidak ada barang publik yang memunculkan eksternalitas, input dan output yang diperdagangkan masing-masing bersifat homogen.
b. Pandangan Aliran Klasik Tentang Uang
Bagi kaum klasik, peranan uang tidak lebih sebagai alat transaksi (medium of exchange). Karena itu uang tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel-variabel riil. Uang hanya mempengaruhi variabel-variabel moneter, misalnya harga barang. Karena antara sektor riil dengan sektor moneter tidak ada keterkaitan sama sekali.
2. Aliran Keynesian
a. Pandangan Keynesian Tentang Pasar
Menurut kaum Keynesian, pasar dalam kenyataannya , tidak seperti yang dibayangkan kaum klasik, dimana struktur pasar cenderung monopolistik, informasi tidak sempurna dan asimetris. Sementara input dan output yang dipertukarkan juga heterogen. Kondisi ini menyebabkan harga cenderung kaku (rigid) dalam arti sulit berubah dalam seketika. Akibatnya gangguan-gangguan perekonomian cenderung untuk memunculkan resesi.
b. Pandangan Keynesian Tentang Uang
Menurutn kaum Keynesian, uang bukan hanya sekedar alat transaksi (medium of exchange) tetapi juga sebagai penimpan nilai (store of value). Fungsi penyimpanan nilai inilah yang memungkinkan uang digunakan sebagai alat memperoleh keuntungan melalui tindakan spekulasi. Karena itu uang tidak bersifat netral, dalam arti uang dapat mempengaruhi variabel-variabel riil (output dan kesempatan kerja). Dengan demikian dikotomi klasik menjadi tidak relevan.
0 comments:
Posting Komentar